3 Mitos Jawa yang Masih Dipercayai Sampai Sekarang

Di dalam tradisi Jawa ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang-orang. Larangan ini tidak dijelaskan alasannya mengapa dan kenapa dilarang. Akan tetapi hanya dengan satu istilah yaitu ora elok. Ketika orang Jawa sudah mengatakan "ora elok" maka anak-anak akan menurutinya tanpa banyak bantahan, alasan, maupun pertanyaan.

Anak-anak akan taat mengikutinya meskipun terkadang mereka belum mengerti mengapa orang tuanya melarang mereka untuk melakukan hal-hal yang dikatakan "ora elok" oleh orang tuanya itu. Padahal jika ditafsirkan dalam bahasa Indonesia "Ora elok" tersusun dari dua kata yaitu Ora yang memiliki arti "tidak" sedangkan "elok" itu bagus. Sehingga makna Ora Elok itu berarti tidak bagus atau tidak baik untuk dilakukan.

Ini adalah norma-norma yang berada di dalam kultur Jawa atau etika Jawa. Ada beberapa kultur budaya yang masih dilakukan sampai sekarang oleh orang-orang modern ini. Beberapa kultur Jawa yang masih terus dilakukan oleh orang-orang sampai saat ini adalah sebagai berikut.

1. Mengeringkan kaki dan tangan di tungku perapian


Pada masyarakat dahulu kuno ketika ingin melihat bayi yang baru lahir maka diharuskan untuk menuju ke belakang, karena letak toilet dan tunggu perapian berada di belakang rumah. Mereka akan mencuci kaki dan tangan mereka kemudian kaki dan tangan mereka di angin-anginkan hingga kering di depan tungku perapian.

Hal ini dimaksudkan agar hal-hal yang tidak baik yang terbawa oleh pengunjung tersebut tidak menular kepada si bayi. Kultur ini masih terus dilakukan sampai sekarang. Jika kita melihat kultur budaya ini sangat bagus sekali terlepas dari mitologi yang terdapat di dalamnya. Bahwa bayi yang baru lahir itu memiliki imunitas yang belum sehebat kita dan mudah terserang oleh penyakit.

Oleh karena itu sebaiknya orang-orang dan keluarga terdekat menjaga kebersihan mulai dari tempat, tangan dan seluruh areal dimana bayi ini ditempatkan. Budaya ini masih terus dilakukan agar bayi terhindar dari serangan sakit karena mayoritas penduduk Jawa dahulu adalah petani yang biasanya berada di perkebunan dan persawahan.

Dari mitologi Jawa ini orang-orang modern sekarang, meskipun tidak mengerti tentang mitologi Jawa mereka masih tetap terus mengikutinya dan ini memang sangat bagus dilakukan, agar kesehatan bayi tetap terjaga yaitu dengan mencuci tangan dan kaki dan membersihkannya sebelum mengunjungi si bayi.


2. Menjaga perkataan dengan baik.


Di dalam mitologi Jawa tidak boleh mengatakan kata-kata seperti “mati” dan kata-kata tidak baik yang lainnya ketika berada di dalam rumah yang di dalam terdapat bayi yang baru lahir, apalagi di dekat bayi. Karena perkataan adalah doa, sehingga seorang yang memasuki rumah yang terdapat bayi yang baru lahir harus menjaga lidahnya dengan baik.

Jika kita membaca, bayi yang baru lahir adalah termasuk masa golden age dimana terdapat pengembangan bahasa dan penyerapan bahasa sangat luar biasa di dalam otaknya. Sehingga ditakutkan Jika ada kata-kata yang tidak baik lainnya akan melekat kuat ke dalam sifat dasar dari bayi tersebut.

Dalam kultur Jawa termasuk pamali ketika mengatakan kata-kata yang tidak baik di dekat bayi. Tradisi ini sangat bagus dilakukan karena dengan menjaga perkataan. Kita dapat menghindarkan anak kita dari kebiasaan berbicara yang tidak baik.

Ini sudah menjadi kultur karena bukan saja orang tua, saudara, dan tetangga akan tetapi seluruh orang yang berkunjung ke rumah bayi yang baru lahir terlarang mengucapkan kata-kata yang tidak baik dan ini sudah menjadi norma etik dalam kultur budaya Jawa.


3. Dilarang membawa anak keluar pada waktu maghrib


Dalam kultur Jawa waktu menjelang magrib itu disebut dengan “barang rep” Pada masa inilah orang-orang Jawa sangat melarang anaknya keluar bermain apalagi ibu dengan anak yang masih bayi. karena dalam mitologi Jawa masa ini adalah masa keluarnya setan.

Sehingga anak-anak harus di tahan di dalam rumah agar tidak keluar rumah pada masa ini. Ternyata hal ini selaras dengan hadis nabi yang melarang dan memerintahkan orang tuanya agar tidak melepaskan anak-anaknya dan menyuruh agar anaknya berada di dalam rumah pada masa waktu maghrib.

"Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian." (HR. Bukhari)


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "3 Mitos Jawa yang Masih Dipercayai Sampai Sekarang"

Posting Komentar