Di dalam
tradisi Jawa ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang-orang.
Larangan ini tidak dijelaskan alasannya mengapa dan kenapa dilarang. Akan
tetapi hanya dengan satu istilah yaitu ora
elok. Ketika orang Jawa sudah mengatakan "ora elok" maka
anak-anak akan menurutinya tanpa banyak bantahan, alasan, maupun pertanyaan.
Anak-anak akan taat mengikutinya meskipun terkadang mereka belum
mengerti mengapa orang tuanya melarang mereka untuk melakukan hal-hal yang
dikatakan "ora elok" oleh orang tuanya itu. Padahal jika ditafsirkan
dalam bahasa Indonesia "Ora elok" tersusun dari dua kata yaitu Ora yang
memiliki arti "tidak" sedangkan "elok" itu bagus. Sehingga
makna Ora Elok itu
berarti tidak bagus atau tidak baik untuk dilakukan.
Ini adalah norma-norma yang berada di dalam kultur Jawa atau
etika Jawa. Ada beberapa kultur budaya yang masih dilakukan sampai sekarang
oleh orang-orang modern ini. Beberapa kultur Jawa yang masih terus dilakukan
oleh orang-orang sampai saat ini adalah sebagai berikut.
1. Mengeringkan kaki dan tangan
di tungku perapian
Pada masyarakat dahulu kuno ketika ingin melihat bayi yang baru
lahir maka diharuskan untuk menuju ke belakang, karena letak toilet dan tunggu
perapian berada di belakang rumah. Mereka akan mencuci kaki dan tangan mereka
kemudian kaki dan tangan mereka di angin-anginkan hingga kering di depan tungku
perapian.
Hal ini dimaksudkan agar hal-hal yang tidak baik yang terbawa
oleh pengunjung tersebut tidak menular kepada si bayi. Kultur ini masih terus
dilakukan sampai sekarang. Jika kita melihat kultur budaya ini sangat bagus
sekali terlepas dari mitologi yang terdapat di dalamnya. Bahwa bayi yang baru
lahir itu memiliki imunitas yang belum sehebat kita dan mudah terserang oleh
penyakit.
Oleh karena itu sebaiknya orang-orang dan keluarga terdekat
menjaga kebersihan mulai dari tempat, tangan dan seluruh areal dimana bayi ini
ditempatkan. Budaya ini masih terus dilakukan agar bayi terhindar dari serangan
sakit karena mayoritas penduduk Jawa dahulu adalah petani yang biasanya berada
di perkebunan dan persawahan.
Dari mitologi Jawa ini orang-orang modern sekarang, meskipun
tidak mengerti tentang mitologi Jawa mereka masih tetap terus mengikutinya dan
ini memang sangat bagus dilakukan, agar kesehatan bayi tetap terjaga yaitu
dengan mencuci tangan dan kaki dan membersihkannya sebelum mengunjungi si bayi.
2. Menjaga perkataan dengan baik.
Di dalam mitologi Jawa tidak boleh mengatakan kata-kata seperti
“mati” dan kata-kata tidak baik yang lainnya ketika berada di dalam rumah yang
di dalam terdapat bayi yang baru lahir, apalagi di dekat bayi. Karena perkataan
adalah doa, sehingga seorang yang memasuki rumah yang terdapat bayi yang baru
lahir harus menjaga lidahnya dengan baik.
Jika kita membaca, bayi yang baru lahir adalah termasuk masa
golden age dimana terdapat pengembangan bahasa dan penyerapan bahasa sangat
luar biasa di dalam otaknya. Sehingga ditakutkan Jika ada kata-kata yang tidak
baik lainnya akan melekat kuat ke dalam sifat dasar dari bayi tersebut.
Dalam kultur Jawa termasuk pamali ketika mengatakan kata-kata
yang tidak baik di dekat bayi. Tradisi ini sangat bagus dilakukan karena dengan
menjaga perkataan. Kita dapat menghindarkan anak kita dari kebiasaan berbicara
yang tidak baik.
Ini sudah menjadi kultur karena bukan saja orang tua, saudara,
dan tetangga akan tetapi seluruh orang yang berkunjung ke rumah bayi yang baru
lahir terlarang mengucapkan kata-kata yang tidak baik dan ini sudah menjadi
norma etik dalam kultur budaya Jawa.
3. Dilarang membawa anak keluar pada waktu maghrib
Dalam kultur Jawa waktu menjelang magrib itu disebut dengan
“barang rep” Pada masa inilah orang-orang Jawa sangat melarang anaknya keluar
bermain apalagi ibu dengan anak yang masih bayi. karena dalam mitologi Jawa
masa ini adalah masa keluarnya setan.
Sehingga anak-anak harus di tahan di dalam rumah agar tidak
keluar rumah pada masa ini. Ternyata hal ini selaras dengan hadis nabi yang
melarang dan memerintahkan orang tuanya agar tidak melepaskan anak-anaknya dan
menyuruh agar anaknya berada di dalam rumah pada masa waktu maghrib.
"Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore
hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan
sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan
mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan
tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan
kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu
di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian." (HR. Bukhari)
Belum ada tanggapan untuk "3 Mitos Jawa yang Masih Dipercayai Sampai Sekarang"
Posting Komentar